Senin, 04 April 2011

Seperti Apa Sahabat kita?

Seiring waktu berjalan sejak manusia dilahirkan yang mulanya sendiri pun kini mulai mempunyai teman.
Teman,….. hmm,,,,, seperti apakah teman kita? apakah dia memang pantas di pertahankan? apakah hanya cukup tahu dan kenal saja? dapatkah dia memberi manfa,at dan nilai positif kepada kita yang memang sejatinya manusia memerlukan teman kaarna takan sanggup manusia untuk hidup sendirian?
maka semakin bertambahnya usia dan bertambahnya akal untuk makin dewasa,maka harusnya kita sanggup memberi penilaian kepaada sahabat-sahabat kita,seperti apa dia dan akan jadi apa kita kalau bergaul bersama dia apakah mampu memberi nilai plus pada ibadah kita apakah munngkin semakin menurun amal dan ibadah kita,kebih membahayakan lagi kalau semakin bersama semakin rusak iman kita, maka sepatutunya kita harus sangat-sangat jeli untuk bisa beri penilaian….
Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan:

« مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً »

“Permisalan teman yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya, dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu, dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim}
hadits diatas memberikan penjelsan untuk kita agar sangat hati-hati memilih teman, berteman dengan orang Alim dan pintar akan memberi efek positif kepada kita,mungkin kita yang masih kurang akan pengetahuan agamanya lama-lama karna berteman dengan orang yang berilmu kita pun akan tertular ilmu dan kebaikanya…
lain halnya jika berteman dengan orang yg rusak imanya ,satu atau pertama kita akan tertular nama jeleknya…contoh kecilnya saja jika kita berteman dengan preman suka minum-minuman malakin orang(meminta harta orang dengan paksa) walaupun kita tak pernah berbuat,tapi karna kita sering kemana-mana bersama,pastinya tanggapan orang miring juga kepada kita mungkin orang berfikir ach itu pasti bosnya bagaimana tidak karna kita kmana-mana selalu bersama walau tak pernah berbuat seperti apa yang di lakukanya,parahnya lagi jika kita sampai ikut-ikutan sperti tingkahnya si preman waduh buahaya kan ya…???
jadi lebih baiknya hati-hati jika mencari sahabat sejati,teringatsa’at dulu si penulis di ajar ngaji  “pergaulan kui lewih landep tinimbang pedang nang moko koe sing ati ati”(maksud nya adalah pergaulan itu lebih tajam dari pada pedang maka kamu harus hati-hati….
bergaulah dengan teman yang bisa saling menguntungkan dalam hal ibadah dan tak terkecuali dalam mencari nafkah…    jangan bergaul dengan teman yang hanya bikin kita rugi dunia dan lebih-lebih akhirat…
sahabat sejati harusnya bisa saling mengingatkan,jika teman berbuat salah janganlah segan untuk mencegah…
jika teman berbuat baik  dan terpuji janganlah segan-segan untuk mengikuti….
jadi mulai dari sa’at ini anda harus jeli dan sangat teliti…
sperti apa teman kita dan akan jadi apa jika anda terus bersama….
kalau hanya teman dalam urusan duniawi kita akan sangat mudah untuk mengetaui…
“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”
tapi kata-kata diatas hanya untuk urusan duniawi tapi jika urusan akhirat patutnya agar kita lebih jeli…
semua jawaban ada di tangan anda maka lebih baik untuk kita agar lebih waspada.(nank
baca juga di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar